Gaya
bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam menciptakan karya sastra.
Pada
garis besar nya, gaya bahasa dibedakan atas empat bagian, yaitu:
a. Gaya bahasa sindiran.
b. Gaya bahasa pertentangan.
c. Gaya bahasa penegasan.
d. Gaya bahasa perbandingan.
A.
GAYA BAHASA SINDIRAN
-
Ironi (sindiran halus)
ð
Gaya bahasa yang merupakan kebalikan dari apa yang sebenar nya.
Contoh: Lekas betul abang
pulang, hari baru pukul satu malam.
-
Sinisme (sindiran tajam)
ð
Gaya bahasa yang lebih kasar yang bersifat mencemoohkan.
Contoh: Silviana,sungguh cantik badanmu bak burung kutilang dara.
-
Sarkasme (lebih tajam dari ironi dan
sinisme)
ð
Sindiran yang kasar dan tajam, kadang-kadang menyakitkan hati.
Contoh: Dasar wanita jalang,pergi kau dari sini.!
B.
GAYA BAHASA PERTENTANGAN
-
Paradoks (berlawanan)
ð
Gaya bahasa yang mengemukakan dua pengertian yang bertentangan
sehingga sepintas lalu tidak masuk akal.
Contoh: Anak itu
menjadi pengamen dijalanan,padahal dia orang yang berduit.
-
Antitesis / antithese
ð
Pengungkapan mengenai situasi ,benda, atau sifat yang keadaannya
saling bertentangan , dan menggunakan kata-kata berlawan arti.
Contoh:Walaupun panas atau hujan , akan aku tempuh untuk menemuimu
-
Anakhronisme
ð
Gaya bahasa yang melukiskan suatu keadaan tidak sesuai dengan
peristiwa sejarah.
Contoh: Waktu Perang Dunia I orang mengungsi menaiki
helikopter (saat itu belu ada helicopter)
-
Kontrakdiksio in terminis
ð
Gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan
penjelasan semula.
Contoh: Semua bahan makalah
sudah selesai,kecuali pendahuluan.
C.
GAYA BAHASA PENEGASAN
-
Inversi (susun balik)
ð
Kalimat yang predikatnya terletak di depan subjek.
Contoh: Tertawa
ia setelah dibelikan Honda.
-
Repetisi
ð
Perulangan kata-kata dalam bahasa prosa.
Contoh : Kita telah merdeka,kita telah membangun, kita telah
bahagia.
-
Paralelisme
ð
Pengulangan kata-kata yang digunakan dalam bahasa puisi.
Paralelisme dibagi dua:
·
Anafora,apabila kata yang diulang berada diawal kalimat.
Contoh : Sudah banyak yang kami lihat,
Sudah banyak yang kami rasakan.
·
Epifora ,apabila kata yang diulang terdapat diakhir kalimat.
Contoh : Jika kau
mau, akan kubelikan
Kalau kau minta, akan kubelikan
-
Pleonasme (keterangan berulang)
ð
Mempergunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan
lagi, sebab arti kata tersebut telah terkandung dalam kata yang diterangkannya.
Contoh : Ia tidak ingin masuk
ke dalam.
-
Tautologi (sinonim)
ð
Mengulang beberapa kali sepatah kata dalam sebuah kalimat.
Contoh : Semua orang akan tertarik kepada orang yang ramah, baik hati, dan berbudi.
D.
GAYA BAHASA PERBANDINGAN
-
Simbolik
ð
Gaya bahasa yang mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol
atau lambang.
Contoh : bunga melati,lambang kesucian.
-
Eufemisme (ungkapan pelembut)
ð
Gaya bahasa yang mempergunakan kata yang mengandung arti
memperlembut atau memperhalus, agar sopan.
Contoh : Orang tuli diganti dengan pendengarannya kurang.
-
Litotes
ð
Gaya bahasa yang melukiskan keadaan sesuatu dengan menyatakan
keadaan yang sebaliknya, guna merendahkan diri.
Contoh : jika ke puncak, singgah lah ke pondok tuaku (sebuah villa besar dan indah).
-
Hiperbola
ð
Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata untuk melukiskan keadaan
dengan cara melebih-lebihkan.
Contoh : Hatiku rasa
terbakar mendengar caci makinya.
-
Personifikasi
ð
Gaya bahasa yang membandingkan benda mati seolah-olah hidup.
Contoh : Gunung merapi berselimutkan
kabut.
-
Alegori (perbandingan utuh)
ð
Gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam.
Contoh : Gadis itu bunga mekar dikampung kami.
-
Metafora (perumpamaan)
ð
Gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lainyang
mempunyai sifat sama.
Contoh : Jangan lah kita menjadi sampah masyarakat (manusia yang tidak berguna).
BY: DEWI SEPRIYANTI
LOKAL B
BP 2011
Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat anak saya. hehe
BalasHapusJangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja PT. INKA Multi Solusi