1. Pembuka
Dalam
paparan ini akan dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penulisan
karya
ilmiah, yaitu konvensi, sistematika, pengutipan, dan daftar pustaka.
2. Konvensi
Naskah Karya Ilmiah
Dalam
konvensi naskah karya ilmiah, misalnya, dalam bahasa Indonesia dibicarakan
definisi dan
aspeknya.
2.1 Definisi
Konvensi
naskah karya ilmiah ialah peraturan atau aturan yang telah disepakati bersama oleh
suatu lembaga atau beberapa lembaga tertentu yang menyangkut seperangkat cara
dan bahan yang digunakan.
Catatan:
Pada prinsipnya, setiap lembaga atau beberapa instansi memiliki konvensi karya
ilmiah yang sama.
2.2 Aspek
Aspek-aspek
konvensi karya ilmiah ialah hal-hal yang menjadi kesepakatan bersama
dalam
penulisan karya ilmiah.
Aspek-aspek
tersebut meliputi hal berikut:
a. bentuk
karangan,
b.
bagian-bagian karangan,
c. bahan dan
jumlah halaman,
d.
perwajahan,
e.
penomoran, dan
f.
penyajian.
A. Bentuk Karangan Ilmiah
Bentuk
karangan ilmiah di sini identik dengan jenis karya tulis keilmuan yaitu
makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.
Untuk
lebih jelasnya, perhatikan bentuk-bentuk karangan ilmiah berikut:
1. Makalah
Makalah ialah karya tulis ilmiah yang
menyajikan masalah atau topik dan dibahas
berdasarkan data di lapangan atau
kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.
2. Kertas
kerja
Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang
bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan;
data itu bersifat empiris dan objektif.
3. Skripsi
Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang
mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya
ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana. Langsung (observasi lapangan)
skripsi tidak langsung (studi kepustakaan).
4. Tesis
Tesis ialah karya tulis ilmiah yang
mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan
pengujian
terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam daripada skripsi
(karya
ilmiah S II).
Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.
5. Disertasi
Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang
mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat
dibuktikan
berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya
ilmiah
ini ditulis
untuk meraih gelar doktor.
B. Bagian-Bagian Tulisan Ilmiah
Bagian-bagian
karangan ilmiah meliputi berikut: kelengkapan awal, kelengkapan isi, dan kelengkapan
akhir. Kelengkapan awal meliputi kulit luar, halaman judul, halaman
pengesahan, halaman persembahan, abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris),
kata pengantar, daftar tabel, daftar grafik, atau gambar (jika ada), serta
daftar singkatan dan lambang. Kelengkapan isi meliputi pendahuluan,
kajian teori, seputar lokasi objek penelitian (khusus praktik kerja), pembahasan,
dan penutup. Kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka, riwayat hidup
penulis, penulisan indeks, dan lampiran.
C. Bahan dan Jumlah Halaman
Bahan
yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ialah kertas HVS A-4 dan tinta
hitam atau
biru. Jumlah halaman untuk makalah minimal 10 halaman, laporan praktik kerja
40, skripsi 60, tesis 80, dan disertasi 250 halaman.
D. Perwajahan
Perwajahan
ialah tata letak unsur-unsur karangan ilmiah dan aturan penulisan. Dari
perwajahan
ini, akan dimunculkan tampilan atau format penulisan karya ilmiah, yaitu ukuran
kertas, huruf yang dipakai, spasi, tepi batas (pias).
E. Penomoran
Dalam
memberikan nomor, harus diperhatikan hal-hal berikut.
1. Romawi
Kecil
Penomoran
dengan angka Romawi kecil dipakai untuk halaman judul, abstrak, kata
pengantar,
daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, serta daftar singkatan dan lambang.
2. Romawi
Besar
Angka
Romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan, bab
teoretis,
bab metode dan objek penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).
3. Penomoran
dengan Angka Arab
Penomoran dengan angka Arab (0―9) dimulai dari bab
I sampai dengan daftar pustaka(termasuk riwayat hidup dan lampiran.
5. Sistem Penomoran
Sistem
penomoran dengan angka.
4. Letak
Penomoran
Setiap
penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman diletakkan atau berada di tengah-tengah, sedangkan untuk
nomor selanjutnya berada di tepi batas (pias) kanan atas.
Arab
menggunakan sistem digital. Angka terakhir dalam sistem digital tidak diberikan
titik, misalnya,
1.1 Latar
Belakang Masalah,
3.2.2 Peranan
Bahasa dalam Pembangunan.
Akan
tetapi, bila satu angka diberi tanda titik,
misalnya, 1.
Pendahuluan 2. Landasan Teori dll. (dalam makalah). Apabila ada penomoran sistem
digital antara angka Arab dan huruf, harus dicantumkan titik, misalnya,
3.2.2.a.
Contoh:
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Metode Penelitian
1.6 Rancangan Analisis Data
1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Metode Penelitian
1.6 Rancangan Analisis Data
1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian
E. Penyajian
Penyajian
dalam penulisan karya ilmiah ialah cara-cara menerapkan aturan penulisan,
pengutipan,
penulisan daftar pustaka, dan konvensi. Dengan kata lain, penyajian meliputi
seperangkat
bentuk penyajian karya ilmiah secara utuh (mulai dari jilid sampai dengan
lampiran).
3.
Sistematika Tulisan Ilmiah
Sistematika
karya ilmiah ialah aturan meletakkan bagian-bagian karanga ilmiah (bagian mana
yang harus didahulukan dan bagian mana yang harus dikemudiankan).
3.1 Bagian
Pembuka
Bagian
pembuka meliputi kulit luar (jilid), halaman judul, pengesahan, persembahan,
abstrak
(dalam bahasa Indonesia dan Inggris), daftar isi, daftar tabel dan grafik,
serta daftar
singkatan
dan lambang, dan lampiran.
A. Judul
Karangan (Kulit Luar)
Dalam
kulit luar, harus dicantumkan judul karangan (dengan subjudul, bila ada), nama karangan
ilmiah, keperluan penyusunan, penyusun dan NPM, logo, nama lembaga
pendidikan(jurusan, fakultas, universitas), kota, dan tahun penyusunan.
a. judul
tulisan:
KOMBINASI AFIKS ME(N)-KAN DAN ME(N)-I DALAM BAHASA INDONESIA:
KAJIAN FUNGSI DAN NOSI
b. nama
bentuk tulisan ilmiah:
Dicantumkan
jenis karangan ilmiah, misalnya, MAKALAH, LAPORAN PRAKTIK
KERJA, SKRIPSI,
TESIS, atau DISERTASI yang ditulis dengan huruf kapital dan dicetak
tebal.
c. tujuan
penulisan:
Tujuan
penulisan ditulis dengan memakai huruf kecil kecuali nama mata kuliah,
kegiatan,
dan nama jurusan (ditulis di tengah-tengah).
Contoh: disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Morfologi Bahasa Indonesia Idiajukan
untuk dipertahankan dalam ujian Sidang Sarjana Sastra Indonesia
Atau disusun untuk memenuhi
tugas dalam mengikuti kuliah sintaksis Bahasa Indonesia pada Program
Studi Sastra Indonesia.
d. dilengkapi
dengan nama dosen pembina:
Dosen Pembina
Delfianto S.Pd
e. nama
penulis:
Dicantumkan
nama penyusun dan NPM yang didahului kata Oleh atau Disusun Oleh Darinis
NMP 111000288201013
f. Logo:
Logo
lembaga pendidikan dengan diameter 4 cm disimpan di tengah.
g. nama
lembaga:
Dicantumkan
nama jurusan, fakultas, universitas atau sekolah tinggi.
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
YAYASAN AHLUSSUNNAH
h. tempat
dan waktu:
Dicantumkan
tempat dan waktu pada saat tulisan ilmiah itu diselesaikan.
Bukittinggi
2012
B. Halaman
Judul
Halaman
judul sama (identik) dengan kulit luar (jilid), tetapi dituangkan dalam kertas
A-
4 atau
kertas jeruk.
C. Halaman
Pengesahan
Halaman
pengesahan ialah halaman khusus dalam karya ilmiah yang berisikan judul
karangan, nama
penyusun, NPM, pembimbing utama, pembimbing pendamping, diketahui ketua jurusan,
dan disahkan oleh dekan.
D. Halaman
Persembahan
Lembaran
ini bersifat subjektif. Artinya, isinya bebas bergantung kepada “keinginan
penulis”.
Biasanya berisikan ayat-ayat suci agama. Persembahan disajikan untuk
orang-orang terdekat (ibu, bapak, kakak,teman, adik dan pacar).
E. Abstrak
Abstrak
mencerminkan seluruh isi karangan dengan mengungkapkan berikut: judul
karangan,
metode penelitian, sumber data, kerangka teori, masalah yang dibahas, dan hasil
yang dicapai. Abstrak ini disajikan dengan jarak satu spasi dan ditulis dalam
dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Jumlah kata dalam abstrak
berkisar 200—500 kata.
F. Kata
Pengantar
Kata
pengantar dalam karya ilmiah, misalnya, skripsi berisikan hal-hal berikut: puji
syukur
kepada Tuhan, judul karangan, tujuan penulisan, ucapan terima kasih, tanggung
jawab ilmiah penulis, dan titimangsa.
G. Tabel
Tulisan
ilmiah yang lengkap, selain menganalisis data dengan saksama, juga
mencantumkan
tabel yang merupakan gambaran analisis data (bila diperlukan). Nama table diberikan
nomor dengan angka Arab dan ditulis dengan memakai huruf kapital pada awal kata
kecuali preposisi dan konjungsi yang bukan di awal.
Contoh:
Tabel 1 Fungsi
Kombinasi Afiks
Me(N)-Kan........................................................................
Tabel 2
Fungsi Kombinasi Afiks
Me(N)-I.............................................................................
Daftar
Gambar/Grafik/Bagan
Daftar
grafik/gambar/bagan pada dasarnya sama dengan penulisan daftar tabel.
H. Daftar
Singkatan dan Lambang
Tidak
ada aturan yang menetapkan bahwa penulisan lambang dan singkatan harus
memakai
huruf kapital atau tidak. Ketentuan mengenai bentuk singkatan atau lambang
bergantung
pada keinginan penulis. Namun, hal yang perlu dipahami dalam penulisan daftar singkatan
itu harus konsisten.
I. Lampiran
Dalam
lampiran diinformasikan tentang kelengkapan penelitian, misalnya, angket
pedoman
wawancara, foto, peta lokasi, dan sumber data.
3.2 Bagian
Isi
Bagian
isi ialah bagian inti dalam karya ilmiah yang meliputi bab pendahuluan, bab
landasan
teoretis, bab objek lokasi penelitian (khusus praktik kerja), bab pembahasan
(analisis data), dan bab penutup. Dengan kata lain, bagian isi merupakan
penelitian si penulis.
Bab
pendahuluan memuat penjelasan atau pengantar tentang isi karangan ilmiah. Bab
ini
juga memuat
landasan kerja dan arahan dalam penyusunan karangan ilmiah.
Pada bagian
ini, diuraikan:
(a) masalah yang akan diteliti,
(b) contoh
masalah,
(c)penjelasan tentang dipilihnya masalah
ini bagi penulis atau pun bagi orang lain, dan
(d)argumentasi yang logis antara data
(realitas) dan teori (harapan).
Identifikasi
masalah merupakan garis besar yang akan diteliti atau diuraikan. Identifikasi masalah
ini disajikan dalam bentuk pertanyaan. Akan tetapi, pembatasan masalah
merupakan bagian yang menyempitkan atau membatasi pokok permasalahan
sehingga kajian tidak terlalu luas dan abstrak.
Tujuan
penelitian merupakan sasaran yang akan dicapai atau dihasilkan dalam penelitian
ini (harus sejalan dengan identifikasi masalah), sedangkan kegunaan penelitian
merupakan penegasan tentang manfaat yang akan dicapai baik secara teoretis
maupun secara praktis. Kerangka teori berisikan prinsip-prinsip teori (dari
para ahli) yang dijadikan dasar untuk menganalisis data.
Penelitian
ilmiah harus menerapkan metode dan teknik penelitian. Metode penelitian
ialah
seperangkat alat yang tersusun secara sistematis dan logis, sedangkan teknik
penelitian
ialah tata
cara melakukan setiap langkah-langkah metode penelitian.
Lokasi
penelitian ialah tempat penelitian dilaksanakan. Lamanya penelitian dapat
dilakukan
dengan membuat rencana atau jadwal kegiatan penelitian.
Penelitian
ilmiah harus menyajikan sekaligus memaparkan sumber data. Sumber data ini
merupakan
bahan yang diteliti. Jika penelitian ini berasal dari buku, misalnya, novel,
majalah,surat kabar, tabloid, identitas sumber data tersebut harus dicantumkan.
Jika sumber data itu banyak dan beragam, dapat digunakan sampel dan populasi.
B. Kajian
Teori
Bab
ini berisikan uraian tentang teori-teori atau pendapat-pendapat yang relevan
dengan masalah yang dibahas atau diteliti. Bisa saja, penelitian-penelitian
terdahulu dapat
melatarbelakangi
penulis untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dalam bab ini, disertakan alasan-alasan
yang logis. Dengan demikian, penulis dapat menolak, menerima, mempertanyakan, atau
menguatkan teori yang sudah ada. Teori yang dijadikan acuan hendaknya
kepustakaan atau hasil penelitian yang mutakhir dengan berusia lima tahun ke
belakang, tetapi jika teori lama masih relevan, pendapat tersebut masih bisa
dipakai.
C. Objek
Penelitian
Dalam
bab ini, dijelaskan keadaan lokasi penelitian atau objek penelitian secara
singkat (bergantung pada kebutuhan penelitian). Hal-hal yang perlu dijelaskan
dalam bab ini, yaitu:
(a) sejarah
objek penelitian,
(b)struktruk organisasi, dan
(c) kegiatan
objek penelitian.
D.
Pembahasan (Analisis Data)
Bab
pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah
karena dalam
bab ini dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi
penulis, pemecahan masalah, dan temuan pendapat baru yang diformulakan (bila
ada).
E. Penutup
Bab
penutup meliputi dua bagian, yaitu simpulan dan saran.
Simpulan ini
ialah bentuk singkat dari uraian yang dibahas pada bab analisis data.
Simpulan ini
pun merupakan jawaban atas pembatasan masalah dan tujuan penelitian.
Saran
merupakan informasi untuk ditindaklanjuti oleh pembaca bila akan mengadakan
penelitian
lanjutan.
Catatan:
Saran ini bukan merupakan saran peneliti atau penulis pada objek penelitian
atau
instansi
tertentu. Saran ini ditujukan untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Artinya, masih ada celah lain dari penelitian ini yang belum tergarap sehingga
dapat diteliti oleh pembaca.
F. Bagian
Akhir
Bagian
akhir atau kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka, daftar kamus, daftar
riwayat hidup, indeks, dan lampiran. Satu di antara yang harus ada (mutlak)
dalam tulisan karangan ilmiah ialah adanya sumber acuan dan daftar pustaka.
Dengan adanya daftar pustaka, pembaca bisa mengetahui sumber acuan yang menjadi
landasan dalam pengkajian. Daftar kamus harus dibedakan dengan daftar pustaka. Daftar
riwayat hidup berisikan biodata penulis yang lengkap, yaitu identitas,
pendidikan, prestasi, dan pengalaman.
Indeks
merupakan daftar istilah atau kosakata khusus dalam karya ilmiah yang disusun secara
alfabetis dan diberikan penunjukan halaman tertentu.
Lampiran
berisikan hal-hal yang mendukung penulisan karangan ilmiah. Isi lampiran
bergantung
kepada kebutuhan penulisan, misalnya, acuan wawancara, angket, surat izin
penelitian,
dan data penelitian.
4.
Pengutipan dalam Tulisan Ilmiah
Pengutipan
ialah
proses meminjam pendapat para ahli dalam disiplin ilmu tertentu baik langsung
atau pun tidak langsung yang dituangkan dalam karya ilmiah.
Hasil
pengutipan karya ilmiah disebut kutipan.
Fungsi
kutipan ialah:
(a) bukti
untuk menunjang pendapat penulis
(b) bukti tanggungjawab penulis, dan
(c)
bukti bahwa tulisan itu ilmiah.
Jenis-jenis
Kutipan
Pada
dasarnya, kutipan dalam karya ilmiah itu dibagi atas dua jenis, yaitu kutipan
langsung dan
kutipan tidak langsung.
Kutipan
langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli
secara utuh atau lengkap
baik itu
berupa frase atau kalimat. Kutipan langsung dapat dibedakan pula atas kutipan
langsung yang kurang atau sama dengan empat baris dan kutipan langsung yang
lebih dari empat baris. Kutipan tidak langsung dapat diartikan meminjam
pendapat para ahli tidak secara utuh. Penulis menulis intinya atau topiknya
saja, lalu dikembangkan dengan pendapat penulis.
Teknik
Pengutipan
Kutipan
langsung yang kurang atau sama dengan empat baris dapat
dilakukan dengan cara-cara berikut:
1. kutipan
ditulis langsung dengan teks;
2. spasi
kutipan ialah 2 spasi;
3. memakai
tanda petik dua di awal dan di akhir kutipan;
4. awal
kutipan memakai huruf kapital;
5. diikuti
nama akhir pengarang (marga), tahun
terbit buku,
halaman buku; penulisan ini dapat
disajikan di
awal atau di akhir kutipan.
Contoh:
----------------------------teks------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
“………………………………………………….…………………...
………………………………………………kutipan……………….
…………………………”
(Badudu, 1994: 56).
---------------------------------------------------------------teks--------------
Kutipan
langsung yang lebih dari empat baris dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut:
1.
dipisahkan dari teks 2,5 spasi;
2. spasi
dalam kutipan 1 spasi;
3. memakai
tanda petik dua atau pun tidak (opsional);
4. semua
kutipan dimulai dari 7—10 ketukan dari sebelah kiri teks;
5. awal
kutipan memakai huruf kapital;
6. diikuti
nama akhir pengarang (marga), tahun terbit buku, halaman buku; penulisan ini
dapat
disajikan di
awal atau di akhir kutipan.
2 Spasi
Kutipan
tidak langsung dapat dilakukan dengan cara-cara
berikut:
1. kutipan
disatukan dengan teks;
2. spasi
kutipan 2 spasi;
3. tidak memakai
tanda petik dua;
4.
menggunakan ungkapan, misalnya,
mengatakan
bahwa, menyatakan bahwa,
mengemukakan
bahwa, berpendapat bahwa;
5.
mencantumkan nama akhir pengarang (marga), tahun, dan halaman.
Selain
tekniknya, juga harus diperhatikan Prinsip-prinsip dasar dalam pengutipan ialah
sebagai
berikut.
a. Dalam
kutipan tidak dibenarkan mencantumkan judul buku.
b. Nama
marga, tahun terbit, dan halaman buku selalu berdekatan.
c. Kutipan tidak
dibenarkan dicetak tebal atau dihitamkan.
d. Kutipan
dalam bahasa asing atau bahasa daerah harus dicetak miring.
e. Jika nama
pengarang ada dua, nama akhir (marga) kedua pengarang itu ditulis. Misalnya: J.S.Badudu
dan M. Ramlan menjadi Badudu dan Ramlan.
f. Jika nama
pengarang ada tiga atau lebih, nama akhir pengarang pertama yang ditulis
dandiikuti dkk. Misalnya: J.S.Badudu, M. Ramlan, Gorys Keraf menjadi
Badudu, dkk.
g. Apabila
kutipan itu dirasakan terlalu panjang, penulis boleh mengambil bagian intinya
sajadengan teknik memakai tanda elipsis […------------------------------
(Badudu,1994:45)…],
tetapi tidak
boleh mengubah atau menggeserkan makna atau pesannya.
h. Jika
kutipan berupa pendapat ahli yang berasal dari kutipan yang lain, bentuk
penyajiannya
ialah Menurut
Badudu (dalam Djajasudarma, 1993: 56)
5. Daftar
Pustaka
Daftar
putaka ialah daftar atau senarai yang ada dalam karya
ilmiah, misalnya, makalah atau skripsi yang berisikan identitas buku dan
pengarang yang disusun secara alfabetis (setelah nama marga pengarang
dikedepankan).
Kepustakaan
atau juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. diambil
dari buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, dan orasi dalam karya
ilmiah;
b. berisikan
nama pengarang atau lembaga;
c. memiliki
identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama penerbit,
dan tempat terbit.
Fungsi dari
daftar pustaka ialah sebagai berikut:
a.
menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
b.
menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan
akumulasi dari karya ilmiah
sebelumnya;
c. merupakan
alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.
Teknik
penulisan daftar pustaka ialah berikut:
a. nama
pengarang dibalikkan atau diputar dengan catatan nama yang dikedepankan, yaitu
nama
marga/unsur
nama akhir yang dipisahkan oleh koma;
b. setelah
itu, nama pengarang disusun secara alfabetis;
c. bila nama
pengarang ada dua, yang dibalikkan ialah nama pengarang pertama;
Contoh: Emil
Salim dan Philip Kotler menjadi Salim, Emil dan Philip
Kotler
d. jika nama
pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah yang diputar dan
diikutioleh dkk.Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad
Tjiptowardojo
menjadi
Salim, Emil dkk.
e. bila
tidak terdapat nama pengarang, nama departemen atau lembagalah yang ditulis;
bila tidak ada kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau tanpa lembaga;
f. gelar
akademik pengarang tidak dicantumkan;
g. judul
buku harus dicetak miring dalam komputer atau digarisbawahi dalam mesin tik atau
tulisan tangan;
h. judul
artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit oleh tanda
petik
dua;
i. bila ada
edisi atau cetakan ditulis sesudah judul buku;
j. jika buku
tersebut merupakan terjemahan dari buku bahasa asing, penerjemah ditulis
sesudah
edisi;
k. spasi
dalam daftar pustaka satu spasi;
l.
perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain dua spasi.
m. bila
dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang kedua atau
selanjutnya dimulai dari 1 tabulasi (5-7 ketukan);
n. jika
seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama pengarang ditulis satu
kali; nama
pengarang itu diganti dengan garis panjang atau tanpa garis panjang;
o. bila ada
dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis oleh seorang pengarang, urutan
penulisannya
berdasarkan tahun terbit;
p. bila ada
dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang yang ditulis dalam
tahun yang
sama, urutan penulisannya diikuti nomor urut a, b, c, dsb.
Bentuk
Pertama
perhatikan
urutan penulisan;nama marga dan nama kecil, (dipisahkan koma), (diakhiri
titik), tahun terbit, (diakhirititik), judul buku–anak judul,
(diikuti titik dua dan diakhiri titik), cetakan (diakhiri titik), nama
tempat (diakhiri titik dua), nama penerbit (diakhiri titik).
Contoh
Djajasudarma,
T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.
Cetakan
III.Bandung: Eresco.
Purwo,
Bambang Kaswanti. 1989. “Tata Bahasa Kasus dan Valensi Verba” dalam PELLBA 2.
Lembaga
Bahasa Unika Atma Jaya. Jakarta: Kanisius.
Bentuk Kedua
Djajasudarma,
T. Fatimah
1993a Semantik
2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Eresco.
1993b Metode
Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco.
5. Penutup
Banyak
formalitas penulisan karya ilmiah yang bersifat teknis yang harus diikuti oleh
para
penulis/ peneliti agar format keilmuannya dapat dipertanggungjawabkan.
Daftar Pustaka
Acuan
Arifin, E.
Zaenal, 1991. Penulisan Karya Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar.
Jakarta:
Mediyatama
Sarana Perkasa.
Brotowijdoyo,
Mukayat D., 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta : Akademika
Pressindo.
Effendi, S.,
1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Bahasa.
Keraf,
Gorys, 1980. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.
Djajasudarma,
T. Fatimah, 1993, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.
Bandung : PT
Eresco.
Moeliono,
Anton. 1980. “Bahasa Indonesia dan Ragam-Ragamnya” dalam Pembinaan Bahasa
Indonesia I,
Nomor
1: 15 s.d. 33.
Sudaryanto.
1998. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan Secara
Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar